Akulturasi dan Relasi Internakultural
Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses sosial yang
timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan
dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya
unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi budaya dapat terjadi karena
keterbukaan suatu komunitas masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang
mereka miliki akan terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain.
Selain keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan
“perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan dari
masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi budaya bisa
juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system pendidikan yang maju yang
mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir ilmiah dan objektif, keinginan untuk
maju, sikap mudah menerima hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.
Berikut ini beberapa contoh akulturasi budaya di Indonesia:
Akulturasi
budaya China – Indonesia.
a. Wayang
Potehi
Kesenian ini
mirip wayang golek (wayang kayu), namun cerita yang ditampilkan berasal dari
legenda rakyat tiongkok, seperti Sampek Engthay, Sih Djienkoei, Capsha Thaypoo,
Sungokong, dll
b. Bacang
Dahulu bacang
diyakini orang China adalah makanan untuk menghormati seorang pahlawan yang
mati akibat difitnah orang bentuk peringatan adalah makan bacang (Hanzi: 肉粽, hanyu pinyin: rouzong) Panganan ini
terdiri dari daging cacah sebagai isi dari beras ketan dibungkus daun bambu dan
diikat tali bambu. Di beberapa tempat di Indonesia, diadakan festival untuk
memperingati sembahyang bacang atau yang biasa disebut juga Duan Wuji.
c. Festival Pehcun.
Atraksi yang
menjadi maskot festival ini adalah perlombaan balap perahu naga. Duanwu Jie
(Hanzi: 端午節) atau yang dikenal dengan sebutan
festival Peh Cun di kalangan Tionghoa-Indonesia adalah salah satu festival
penting dalam kebudayaan dan sejarah Tiongkok. Peh Cun adalah dialek Hokkian
untuk kata pachuan (Hanzi: 扒船, bahasa Indonesia: mendayung perahu). Walaupun perlombaan
perahu naga bukan lagi praktek umum di kalangan Tionghoa-Indonesia, namun
istilah Peh Cun tetap digunakan untuk menyebut festival ini.
Relasi internakultural atau
hubungan antar budaya
Hubungan
antar budaya adalah peristiwa yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi
antar budaya lokal, contohnya antar budaya Jawa-Sunda, Sunda-Minang.
Hal
tersebut dikarenakan adanya suatu kesatuan atau perkelompok manusia yang saling
berhubungan dan terjadilah akulturasi kebudayaan dan asimilasi kebudayaan.
Sedangkan
internakultural atau biasa juga disebut dengan komunikasi antar budaya,
dipahami sebagai komunikasi antar manusia dari budaya yang berbeda. Gudykunst
memandang komunikasi antar budaya sebagai salah satu bentuk tipe dari
komunikasi antar kelompok.
Jadi, akulturasi dan relasi internakultural
(komunikasi antar budaya) memiliki relasi atau hubungan yang saling
berpengaruh, karena sesuai dengan pengertian akulturasi. Akulturasi ini merupakan
bagaimana suatu kebudayaan menerima kebudayaan asing tanpa menghilangkan
kebudayaan aslinya, proses penerimaan kebudayaan ini tidak akan jadi tanpa
adanya komunikasi antar budaya (internakultural), karena tanpa adanya
komunikasi maka tidak akan terjadi yang namanya pertukaran budaya, dalam
komunikasi ini akan terjadi proses saling mempengaruhi antara satu budaya
dengan budaya lainnya sehingga terjadilah suatu akulturasi pada suatu
kebudayaan.
REFRENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar