Client
centered therapy adalah terpi yang dikembangkan
oleh Carl rogers yang didasarkan kepada asumsi bahwa klien merupakan ahli yang
paling baik bagi dirinya sendiri dan merupakan orang yang mampu untuk
memecahkan masalahnya sendiri. Tugas terapis juga tidak mengajukan pertanyaan
menyelidik, membuat penafsiran, atau menganjurkan serngkaian tindakan. Istilah
terapis dalam pendekatan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah fasilitator
(Atkinson dkk., 1993).
Rogers
mengidentifikasi enam faktor utama yang merangsang pertumbuhan dalam individu.
Dia menyarankan bahwa ketika kondisi ini terpenuhi, orang akan tertarik ke arah
pemenuhan potensi konstruktif. Menurut teori Rogerian, enam faktor yang
diperlukan untuk pertumbuhan adalah:
1.
Terapis-Klien Kontak Psikologis: harus ada hubungan yang berbeda dan dikenali
antara terapis dan klien dan harus divalidasi oleh kedua belah pihak.
2.
Klien ketidaksesuaian, atau Kerentanan: klien rentan terhadap ketakutan dan
kecemasan yang mencegah mereka meninggalkan hubungan atau situasi dan bahwa ada
bukti yang jelas tentang ketidaksesuaian antara apa yang klien menyadari dan
pengalaman aktual.
3.
Therapist Kongruensi, atau keaslian: terbukti bahwa terapis diinvestasikan
dalam hubungan dengan klien untuk tujuan penyembuhan. Terapis benar-benar
tertarik dalam pemulihan mereka dan dapat mengakses pengalaman mereka sendiri
sebagai bantuan dalam proses pemulihan.
4.
Terapis Regard Positif Unconditional (UPR): ada unsur yang mengungguli semua
orang lain, dan itu adalah unsur penerimaan tanpa syarat. Dengan menyediakan
platform keterbukaan dan penerimaan, klien dapat mulai untuk menghilangkan
persepsi miring mereka sendiri bahwa mereka dikumpulkan dari orang lain.
5.
Therapist pemahaman empatik: klien merasa empati asli dari terapis berkaitan
dengan konstruk internal mereka dan persepsi. Ini perasaan empati membantu
memperkuat perasaan cinta tanpa syarat.
6.
Persepsi Klien: persepsi hal positif tanpa syarat dan penerimaan empatik
lengkap dan pemahaman yang dirasakan oleh klien, jika bahkan hanya sedikit.
Tujuan
dari client centered therapy adalah menciptakan iklim yang
kondusif bagi usaha membantu klien untuk menjadi pribadi yang dapat berfungsi
penuh. Guna mencapai tujuan tersebut, terapis perlu mengusahakan agar klien
dapat menghilangkan topeng yang dikenakannya dan mengarahkannya menjadi dirinya
sendiri.
Kekurangan client centered
therapy :
Memakan waktu yang cukup lama
Membiarkan konseli dalam sebuah
perasaan negative yang bisa menjadi cukup lama
Sulit untuk menemukan waktu dan
lingkungan yang selalu positif bagi konseli
Kelebihan client centered
therapy :
Mempercayai konseli seutuhnya
Dapat mencapai aktualisasi diri
klien yang positif
Sumber :
http://www.goodtherapy.org/Person_Centered.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar