Selasa, 07 Mei 2013

RATIONAL EMOTIVE THERAPY


RATIONAL EMOTIVE THERAPY

Rational Emotive Therapy adalah aliran psikoterapi yang berlandaskan asumsi bahwa manusia dilahirkan dengan potensi, baik untuk berpikir rasional dan jujur maupun untuk berpikir irasional dan jahat. Manusia memiliki kecenderungan-kecenderungan untuk memelihara diri, berbahagia, berpikir dan mengatakan, mencintai, bergabung dengan orang lain, serta tumbuh dan mengaktualisasikan diri. Akan tetapi, manusia juga memiliki kecenderungan-kecenderungan ke arah menghancurkan diri, menghindari pemikiran, berlambat-lambat, menyesali kesalahan-kesalahan secara tak berkesudahan, takhayul, intoleransi, perfeksionisme, dan mencela diri, serta menghindari pertumbuhan dan aktualisasi diri. Memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk merusak diri sendiri, menghindar dari memikirkan sesuatu , menunda-nunda, berulang-ulang melakukan kesalahan, dan lain-lain.
Menurut Mappiare (2010), dalam Rational Emotive Therapy ini mementingkan berfikir rasional sebagai tujuan terapeutik, menekankan modifikasi atau pengubahan keyakinan irasional yang telah merusak berbagai konsekuensi emosional dan tingkah laku. Atau secara ringkasnya seorang klien didukung untuk menggantikan ide-ide yang tidak rasional dengan ide yang lebih rasional untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam hidupnya.
Adapun tujuan utama Rational Emotive Therapy ini adalah menghilangkan kecemasan, ketakutan, kekhawatiran, dan ketidakyakinan diri. Dan untuk mencapai perilaku yang rasional, kebahagiaan, dan aktualisasi diri (Mappiare, 2010). Dalam konseling rational emotive, seorang konselor harus menempatkan dirinya sebagai seorang pribadi yang lebih aktif untuk menelusuri masalah yang dihadapi seorang klien.
Menurut Ellis, terapi rasional emotif mendasarkan pada konsep bahwa berfikir dan berperasaan saling berkaitan, namun dalam pendekatannya lebih menitikberatkan pada pikiran daripada ekspresi emosi seseorang. Pandangan Ellis (1980) terhadap konsep manusia adalah:
1.     Manusia mengkonsisikan diri sendiri terhadap munculnya perasaan yang mengganggu pribadinya.
2.     Kecenderungan biologisnya sama halnya dengan kecenderungan kultural untuk berfikir salah dan tidak ada gunanya, akibatnya mengecewakan diri sendiri.
3.     Kemanusiaannya yang unik untuk menemukan dan menciptakan keyakinan yang salah, yang mengganggu, sama halnya dengan kecenderungan mengecewakan dirinya sendiri karena gangguan-gangguannya.
4.     Kemampuannya yang luar biasa untuk mengubah proses-proses kognitif, emosi dan perilaku, memungkinkan dapat:
1.     Memilih reaksi yang berbeda dengan yang biasanya dilakukan.
2.     Menolak mengecewakan diri sendiri terhadap hampir semua hal yang mungkin terjadi.
3.     Melatih diri sendiri agar secara setengah otomatis mempertahankan gangguan sesedikit mungkin sepanjang hidupnya.
Terapi rasional emotif ini mempergunakan pendekatan langsung untuk ‘menyerang’ dan menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak rasionaldan menggantinya dengan pikiran yang rasional dan logis. Agar dapat melakukan ini, terapis perlu mengetahui dunia pasien, mengetahui sikap dan perilakunya yang tidak rasional dan bagaimana pasien melihat hal-hal tersebut.

Wade, Carole dan Travis, Carol. (___). Psikologi. Erlangga: Jakarta.
Gunarsa, Singgih D. (2007). Konseling dan Psikoterapi. Gunung Mulya: Jakarta.
____. (1997). Buku Saku Psikiatri. Buku kedokteran EGC: Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar